Keislaman

Sejarah I: Kiai Hasyim Asy’ari, Keistimewaannya Sejak Dalam Kandungan

Kiai Hasyim Asy’ari lahir pada hari Selasa, 14 Februari 1871, atau bertepatan 12 Dzul Qo’dah 1287, di pesantren Gedang, Tambangrejo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan cerita sejarah Kiai Hasyim dari kecil sudah menjadi sosok yang istimewa di mata keluarga besar dan lingkungan pesantren. Bahkan lebih dari itu, Ketika masih dalam kandungan Hasyim bayi sudah memperlihatkan tanda-tanda kelak menjadi orang yang istimewa.

Bayi yang kelak lahir dari rahim Nyai Halimah sudah memperlihat tanda-tanda yang luar biasa saat masih dalam kandungan. Diceritakan pada suatu malam, Ia bermimpi ada bulan jatuh dari langit dan hinggap di kandungannya. Tentu mimpi tersebut merupakan tanda kebaikan.

Dari mimpi tersebut banyak masyarakat yang menafsirkan kelak anak dalam kadungan merupakan sosok yang istimewa, mempunyai kecerdasan dan mendapatkan bimbingan dari Allah SWT.

Tanda-tanda lain, Hasyim bayi di dalam kandungan ibunya lebih kurang 14 bulan. Padahal umumnya bayi manusia di dalam kandungan hanya 9 bulan. Adanya kejadian yang berbeda dari yang lain, banyak orang juga menafsirkan bahwa si jabang bayi kelak menjadi orang hebat, menjadi tokoh besar. Banyak orang meramalkan tentang itu semua, dan itu terbukti dikemudian hari.

Menurut Ishom Hadzik, 2000, dalam bukunya “K.H. Asy’ari: Figur Ulama dan Pejuang Sejati” mengatakan, Nyai Halimah, rajin berpuasa. Bahkan Ia berpuasa selama 3 tahun berturut-turut dengan niat kebaikan diantara untuk anak dan keturunannya.

Ketika lahir, menurut Ishom Kiai Hasyik sudah diramalkan oleh dukun anak, kelak bayi tersebut akan menjadi soerang tokoh yang berpengaruh dan akan selalu menjadi pengantin baru.

Untuk diketahui, Kiai Hasyim Asy’ari merupakan anak ke 3 dari pasangan Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah. Kiai Hasyim dilahirkan 11 bersaudara. Trah jalur Ibu yakni Nyai Halimah, merupakan keturunan Kiai kharismatik, yakni Kiai Usman. Nyai Halimah merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.

Kiai Hasyim dari jalur kerutunan ayah, Ia mempunyai pertalian darah dengan Maulanan Ishaq hingga Imam Ja’far Shadiq bin Muhammad Baqir. Adapun dari sang ibu Ia mempunyai pertalian darah dengan raja Brawijaya VI (lembu Peteng), yang kelak mempunyai anak bernama Jaka Tingkir atau Krebet.

Safrizal Rambe seorang ahli sejarah Indonesia mengatakan, Kiai Hasyim Asy’ari merupakan seorang yang luar biasai. Ia mewarisi semangat ulama yang terus terjaga dari generasi ke genarasi. Ia ada dalam garis keturunan ulama pewaris Nabi.

Sodiqul Anwar
Sumber: Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ Ari; Moderasi, keumatan dan Kebangsaan, 2010.

Artikel yang berkaitan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close