Opini

Kopdar Jurnalis Online, Ruang Diskusi dan Praktik Bersama

Penulis: Ahmad Ridwan.

Dalam usaha memulai menulis, sering kali muncul perasaan takut, bingung mau mulai dari mana, tidak percaya diri atau sampai tidak punya ide, akhirnya tidak satupun tulisan yang diselesaikan. Keluhan ini seringkali disampaikan oleh penulis pemula.

Deni pengurus LTN NU Depok mengungkapkan, Ia mempunyai keinginan kuat belajar menulis, namun susah mempraktikan apa yang sudah difahami.

“Susah memulainya. Kemarin suruh menulis cerpen atau surat cinta, tetap saja bingung. Dulu waktu pacaran tidak pernah menulis,” kata Deni pengurus LTN NU Depok bagian peliputan, di sela-sela persiapan acara Kopdar Jurnalis online, Minggu, 26 Januari 2020.

Bagi seorang penulis Sejati, modal ide saja tidak cukup. Pasalnya, ide akan berputar-putar dalam pikiran, bahkan dari ide tersebut justeru membuat buntu calon penulis. Tanya kenapa?, meminjam istilah Mas Saiful, wartawan senior mengatakan “Ide itu ditulis, urusan benar salah nanti”.

Bejalar menulis bagi Mas Saiful adalah ya praktik menulis itu sendiri. Bahkan ada ungkapan di dunia jurnalis bahwa syarat menjadi seorang ahli tulis itu syaratnya Tiga “M”,. Apa itu tiga “M”, ialah praktik “ Menulis, Menulis, dan Menulis”.

Pandangan di atas sejalan dengan kata pepatah lama “ Pengalaman adalah guru terbaik”. Dengan pengalaman praktik menulis, seseorang bisa mengukur kelebihan dan kekurangan.

Gambaran Keadaan di atas menjadi motifasi lembaga LTN NU Depok, untuk berupaya memfasilitasi pendidikan literasi bagi sahabat Muda NU. Komitmen dilanjutkan dengan program riil, memberi ruang kelas praktik menulis. Sejalan dengan ide tersebut pada Minggu, 26 Jamuari 2020, LTN NU Depok menggelar “Kopi Darat Kelas Jurnalis online”

Kegiatan Kopdar yang mengambil tema “Ikhtiar Membudayakan Tradisi Tulis pada Generasi Nahdliyin”, ini merupakan upaya menjawab kebutuhan. Kebutuhan menjaring kader yang mempunyai semangat menulis, dan mau berkhidmat dalam bidang tulis-menulis untuk mensuport gerakan NU Depok.

Selain itu, LTN NU juga sadar, sebagai lembaga yang berfungsi sebagai pusat informasi dan publikasi, harus merespon atas fenomena  maraknya tulisan – tulisan bernuansa agama tetapi tidak mencerminkan nilai keiIslam. Banyak informasi dan narasi hoax dan transnasional diluar sana justeru membuat memecahbelah umat.

Tentu pekerjaan rumah NU sebagai lembaga agama sekaligus mempunyai otoritas memberikan informasi dan opini keagamaan harus berperan aktif mengimbangi gerakan diluar sana. Tentunya langkah ini membutuhkan Sumberdaya Manusia yang cukup.

Untuk itu, LTN NU Depok dalam kesempatan kegiatan Kopdar ini berusaha mengumpulkan SDM yang ada. Mengundang pakar dibidang tulis menulis dari redaktur pelaksana Okezone, M. Saifulloh. Ia dihadirkan ditengah forum Kopdar, berharap selain menyampaikan ilmu juga motifasi pentingnya belajar menulis.

Benar saja, selama forum berlangsung, Mas Saiful menyampaikan  pentingnya skill menulis di kalangan muda Nahdliyin. Terlebih di era Refolusi industri 4.0, semua sendi kehidupan selalu berkaitan dengan digital, tidak terkecuali bidang informasi.

Masih penjelasan Mas Saiful, dalam dunia jurnalistik yang harus ditekankan adalah perencanaan. “Besok mau menulis apa, angelnya gimana, isu terbarunya apa, deadlinenya kapan, dan sebagainya, hal ini perlu menjadi pertimbangan yang penting dalam menulis”. Ujarnya.

Tambah Mas Saiful, ia juga menyarankan kepada peserta dalam forum Kopdar kelas Jurnalis online agar membiasakan diri dalam menulis terlepas dari aturan penulisan yang ada.

Seirama dengan materi disampaikan Mas Saiful, LTN NU selalu menyisipkan informasi ke peserta Kopdar, tentang kewajiban menulis sesuai keinginan. Lebih dari itu, LTN NU berharap peserta menulis memproduksi minimal satu artikel dalam sehari, hingga sampai ke level materi penulisan berikutnya.

Masih penjelasan Mas Saiful, ia mengigatkan bahwa menulis membutuhkan bahan bakar yaitu membaca. Dalam artian, tidak hanya membaca buku tetapi para peserta harus juga mampu membaca isu isu kedaerahan atau nasional yang nantinya akan menjadi bahan dalam menulis.

Artikel yang berkaitan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close