
Inklusif menjadi istilah untuk menggambarkan masyarakat hari ini yang memiliki karakter terbuka terhadap keberagaman budaya yang ada dan memiliki rasa toleransi tinggi, serta dapat menerima dan mudah berinteraksi dengan budaya lain.
Do something today that your future self will thank you for, (Lakukan sesuatu hari ini yang mana kita akan berterima kasih padanya di masa depan nanti). Kira-kira semangat ini yang diupayakan oleh seluruh gais-gaisah AIS Nusantara dalam perhelatan Kopdarnas Ke-6 yang berlangsung sejak 02-04 Desember, Tahun 2022 dengan jargon “Bersama Pesantren Indonesia Keren, Bersama Santri, Indonesia Happy” di Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen Pati, Jawa Tengah.
Sikap inklusif merupakan sikap yang bisa memahami sudut pandang orang lain. Dan sikap inilah yang ditularkan oleh gais-gaisah AIS Nusantara saat mereka menghadiri perhelatan acara Kopdarnas Ke-6 di Halaman Ma’had Aly, Pondok Pesantren Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu Nafilah yang juga merupakan pegiat AIS Nusantara mengemukakan,
“bahwa ghirah khidmat para gais-gaisah yang tergabung di dalam komunitas Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara menjadi mesin penggerak kebudayaan di kalangan orang-orang Pesantren atau Kaum Santri untuk saling belajar dan mengembangkan potensi santri dalam bidang literasi digital.
“Sejak awal berdirinya Siberkreasi yang merupakan “Gerakan Nasional Literasi Digital,” kami komunitas AIS Nusantara sudah ‘merapatkan barisan’ untuk bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi” ungkap Nafilah Safitri, selaku Sekretaris Nasional AIS NUSANTARA. Minggu, (11/12).
Lanjutnya,
“jangan berhenti dan menutup diri dari pengetahuan baru, eksistensi AIS Nusantara dalam gerakan ini kembali pada komitmen anggota masing-masing, apakah mau terus belajar dan beradaptasi? Sehingga gerakan AIS Nusantara dapat terus relevan dengan zaman” tutup Sekretaris Nasional AIS NUSANTARA, Nafilah Safitri kepada kontributor. (11/12),
(Abdul Majid Ramdhani).