KeislamanKhazanahLembaga & OtonomTasawufTokoh

Dakwah Tematik, Menjadi Metode Alternatif Menjawab Permasalahan Umat

Rois Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Kota Depok, Kiai Fatkhuri Wahmad, dalam acara Talshow Dakwah Digital NU Depok yang digawangi oleh LTN NU Depok menyampaikan, Bahwa dakwah Tematik menjadi alternatif menjawab permasalah Muamalah.

“Landasan Sosiologisnya jelas, masyarakat perkotaan itu suka hal yang menjadi tren, atau membahas permasalahan yang dihadapi. Terutama hal keagamaan, keluarga, hubungan sosial, bahkan urusan ekonomi,” kata Kiai Fatkhuri Wahmad saat menjadi narasumber Talkshow dalam Program Dakwah Digital NU Depok, di Padepokan Majlis Taklim Al Barhrain, Cipayung, Kota Depok, 29 Agustus 2021.

Ia pun menceritakan awal mula metode dakwah Tematik dilakukan. Sebenarnya metode ini tidak direncanakan sebelumnya. Sebelumnya metode tersebut ditemukan pada komunitas berkumpulnya orang-orang yang mempunyai permasalahan, mulai dari berkeluh kesah, dan diskusi fenomena masyarakat yang lagi tren.

“Sebenarnya ide ini tidak sengaja direncanakan. Bermula dari Latar belakang masayarakat konsultasi berbagai hal permasalahan kehidupan sehari-hari, seperti keluarga , ekonomi, sosial hingga soal hukum fiqh. Nah selanjutnya begitu dilihat metode diskusi tematik ini hasilnya efektif. Dalam hal dakwah sangat mengena dan langsung dirasakan masyarakat yang membutuhkan,” ceritanya.

Akhirya, lanjut Kiai Fatkhuri, berusama menindaklanjuti dengan membentuk wadah yang nantinya menjadi cikal bakal Majlis Ta’lim Al-Bahrain.

“Kenapa kami memilih nama tersebut, karena Al Bahrain mempunyai makna sesuai Visi kami yaitu dua Samudra. Artinya wadah berupa majlis ta’lim ini adakn menyuguhkan dua samudra ilmu. Ilmu pengetahuan agama dan ilmu toriqoh yang mempelajari cahaya kebenaran ilahi, ilmu olah batin.

Lebih lanjut Ia Jelaskan secara singkat, bahwa Majlis Ta’lim yang di bina mempunyai dua garapan besar yakni, Bahrum Ulum, ilmu pengetahuan keagamaan dan Bahrul anwar, samudra cayaha. Karena menjadi manusia yang sempurna keduanya harus dilakukan, intelektual bagus, batinniah alhasil akan menjadi Insan kamil.

Kembali ke metode Tematik, Kiai Fatkhuri mengkisahkan lebih lanjut, menjadi prinsip lain adalah mengikuti keinginan jamaah. Memenuhi keinginan konsumen. Pendidikan dengan tranfer keilmuan tidak berbabasis kurikulum. Kendati demikian, di Majlis Ta’lim yang dia bina tidak sepenuhnya menolak kurikulum keilmuan yang sudah diajarakan. Terutama ilmu pengetahuan ketauhiddan.

“walau begitu, kami tidak mengkesampingkan, metodologi pembelajaran yang sudah menjadi pakem layaknya di dunia pesantren. Contoh saat mempelajari ilmu berat merujuk kitab kuning. Seperti kajian Tafsir, Tasawuf, Tauhid kita memakai metode, dari kajian yang ringgan hingga naik ketingkat berikutnya,” tegasnya.

Lebih rinci Kiai Fatkhuri contohkan, seperti ilmu adab menacari ilmu, majlisnya memakai tahapan, mememlajari adabul Ta’lim wal mutaalim karya termasyhur Kiai Hasyim Asy’ari. Untuk kajian spiritual Majlis taklim, diantaranya merujuk kitab Manaqib Jawahirul Maani, malam jum at.

Ia juga menjelaskan, keberadaan Majlis ini bertujuan mendedikasikan untuk NU. bahwa hadirnya majlis ini dalam rangka mentradisikan, menyebarluaskan mengamalkan aswajan annah dliyah.

“Kebetulan saya juga dipercaya mempimpin Jatman, Majlis ini juga dijadikan skretarait Jatman NU Kota Depok,” ungkapnya.

Untuk memaksimalkan program peningkatan spiritual, Majlis Ta’lim Al Bahrain ada program khusus yang lebih kental dengan spirtual, yakni tradisi berdzikir, dan ziarah ke makam wali yang masyhur.

“Kita juga menggarap komunitas sarkub. Itu nama trend komunitas yang kami bangun, artinya Sarjana Kuburan, sebuah kelompok pecinta Ziarah makam keramat dan mempunyai karomah,” terang Kiai Fatkhuri.

Kontributor: Sodiqul

Artikel yang berkaitan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close