Pustaka

Bagaimana Ta’dhim KH. Hasyim Asy’ari Kepada Guru? Ini Kata Kiai Salahuddin Wahid.

K.H. Hasyim Asy’ari tidak hanyak dikenal sebagai pendiri sekaligus Rois Aam Syuriah pertama, Pengurus Besar Nahdlotul Ulama ( PBNU), 1926, namun juga kealiman dan akhlaknya.

Ya, banyak cerita sejarah tentang akhlak beliau yang dapat dijadikan uswatun hasannah (contoh kebaikan), salah satunya tindakan Hasyim muda saat menjadi santri, di Pondok Pesantren K.H. Cholil Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Mengutip dari pengantar K.H Salahuddin Wahid,  Senin, 6 Januari 2020, untuk buku “ Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan dan kebangsaan, oleh Zuhairi Misrawi, mengatakan “Pengaruh Mbah Hasyim begitu besar menurut saya tidak ahnya didasari atas kecesdasan, kelaimannya, akan tetapi karena akhlak beliau.”

Suatu hari Syaikhona K.H. Cholil Bangkalan, tulis lanjut K.H. Salahuddin Wahid, waktu itu Syaikhona mengalami kesedihan amat dalam hingga tampak diwajah. Mbah Hasyim muda yang menjadi santrinya bertanya, apa gerangan membuat sedih?. Ternyata cincin Ibu Nyai Cholil yg disayangi jaruh ke dalam Water Closet ( WC).

Guna menghilangkan rasa sedih sang guru Syaikhona, Hasyim muda tidak ragu membantu mencari, masuk ke Septic-tank, mencari cincin. Al hasil cincin ditemukan. Sang guru Syaihkona Cholil senang.

Cerita di atas menurut K.H. Salahuddin, menunjukan betapa mulianya akhlak Mbah Hasyim kepada guru. Melakukan apa saja demi mencari ridho guru. Amat sulit mencari santri/murid zaman sekarang totalilas melakukan sikap ta’dhim kepada gurunya.

Redaksi : Sodiqul anwar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close